Patofisiologi Wasir

Patofisiologi Wasir


Ambeien atau wasir adalah kondisi patologis meradangnya Hemorrhoid, struktur vaskular dalam saluran anus yang membantu kontrol buang air besar. Dalam kondisi fisiologisnya, bagian ini bertindak sebagai bantalan yang tersusun atas saluran arterio-vena dan jaringan ikat. Gejala patologis wasir bergantung pada jenisnya. Wasir internal biasanya timbul bersama perdarahan rektum tanpa rasa nyeri, sedangkan wasir eksternal dapat menunjukkan beberapa gejala atau jika terkena trombosis akan ada nyeri signifikan dan pembengkakan di area anus.

Wasir Internal

Wasir internal atau ambeien dalam biasanya muncul tanpa nyeri, perdarahan dari rektum berwarna merah terang selama atau setelah buang air besar. Darahnya biasanya menutupi feses, kondisi yang dikenal sebagai hematokezia, ada pada kertas toilet, atau menetes ke dalam kloset. Fesesnya sendiri biasanya berwarna normal. Gejala lain di antaranya dapat berupa keluarnya lendir, massa di sekitar anus jika lendir ini turun ke anus, gatal pada anus, dan inkontinensia feses. Wasir internal biasanya hanya terasa sakit jika terjadi trombosis atau nekrosis.

Perlu diketahui wasir internal dan eksternal dapat muncul berbeda, namun banyak orang dapat mengalami keduanya. Jarang dijumpai perdarahan yang signifikan hingga menyebabkan anemia, dan lebih jarang lagi perdarahan yang mengancam nyawa. Sayangnya, banyak orang merasa malu ketika menghadapi masalah ini dan biasanya baru mencari perawatan medis ketika kasusnya sudah lanjut.

Wasir Eksternal

Jika tidak terkena trombosis, wasir eksternal dapat menyebabkan beberapa masalah. Namun, jika terkena trombosis, wasir dapat sangat menyakitkan. Namun, nyeri ini biasanya hilang dalam 2-3 hari. Sedangkan pembengkakannya memerlukan beberapa minggu untuk hilang. Dapat tersisa suatu akrokordon setelah sembuh. Jika wasir besar dan menimbulkan masalah higiene, kondisi ini dapat menimbulkan iritasi pada kulit di sekelilingnya dan gatal di sekitar anus.

Penyebab Wasir

Penyebab sesungguhnya dari wasir yang bergejala tidak diketahui dengan jelas. Sejumlah faktor dipercaya turut berperan termasuk kebiasaan buang air besar yang tidak teratur (konstipasi atau diare), kurang olah raga, faktor nutrisi (diet rendah serat), peningkatan tekanan intra-abdomen (kembung berkepanjangan, ascitis, adanya massa intra-abdomen, atau kehamilan), genetik, tidak adanya katup di dalam pembuluh-pembuluh hemoroid, dan usia lanjut. Faktor lain yang diduga meningkatkan risikonya termasuk obesitas, duduk dalam jangka waktu lama,batuk kronik, dan gangguan fungsi dasar panggul. Namun, sangat sedikit bukti mengenai keterkaitan ini.

Selama kehamilan, tekanan dari fetus pada abdomen dan perubahan hormonal menyebabkan pembuluh hemoroid membesar. Proses melahirkan juga menyebabkan peningkatan tekanan intra-abdomen. Wanita hamil jarang memerlukan pembedahan, karena gejalanya biasanya hilang setelah melahirkan.

Patofisiologi Ambeien

Patofisiologi ambeien adalah ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada organisme yang sakit meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan dan akibat. Dalam hal ini adalah penyakit ambeien atau wasir. Hal itu merupakan suatu kondisi abnormal yang menyebabkan hilangnya kondisi normal yang sehat. Ditandai oleh tanda dan gejala, perubahan secara spesifik oleh gambaran yang jelas morfologi dan fungsi.

Bantalan hemoroid merupakan bagian normal anatomi manusia dan menjadi penyakit patologis hanya ketika bagian ini mengalami perubahan abnormal. Terdapat tiga bantalan utama dalam saluran anus normal. Biasanya bantalan ini terletak di posisi lateral kiri, anterior kanan, dan posterior kanan. Semuanya tidak tersusun atas arteri atau vena tetapi pembuluh darah yang disebut sinusoid, jaringan ikat, dan otot polos. Sinusoid tidak mempunyai jaringan otot di dindingnya, seperti yang ada pada vena. Kelompok pembuluh darah ini dikenal sebagai pleksus hemoroid.

Bantalan hemoroid penting untuk kontinensia. Bagian ini berperan dalam memberikan 15–20% tekanan penutupan anus saat istirahat dan melindungi otot sfingter ani selama pengeluaran kotoran. Ketika seseorang mengejan, tekanan intra-abdomen meningkat, dan bantalan hemoroid membesar membantu mempertahankan agar anus tetap tertutup. Dipercaya bahwa gejala wasir terjadi ketika struktur vaskuler ini turun ke bawah atau ketika tekanan vena meningkat secara berlebihan. Peningkatan tekanan sfingter ani juga dapat berperan dalam gejala wasir. Ada dua jenis gejala wasir yang dapat timbul: internal dari pleksus hemoroid superior dan eksternal dari pleksus hemoroid inferior. Garis dentata membagi kedua daerah tersebut.


Demikianlah ulasan singkat mengenai wasir. Semoga artikel dengan judul Patofisiologi Wasir dapat menambah pengetahuan dan memberi manfaat untuk kita semua. Untuk informasi lebih lengkap mengenai wasir bisa mengunjungi web Rumah Wasir.

Ingin mengetahui mengenai diagnosis wasir, klik link ini.

You Might Also Like

0 comments